1.
Landasan Pendidikan
Berikut
Beberapa diantara Landasan pendidikan
1.
Landasan
Filosofis
Landasan
filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafah).
Driyakara (1987) menyatakakan bahwa filsafat adalah perenungan yang
sedalam-dalamnya tentang sebab “ada” dan “berbuat”. Filsafat menelaah secara
radikal dan menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi
mengenai kehidupan dan dunia.
Tinjauan
filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan. Filsafat dan pendidikan
mempunyai kaitan yang erat satu dengan yang lainnya. Filasaf mencoba merumuskan
citra tentang manusia dan masyarakat. Sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan
citra itu. Landasan filsafat pendidikan merupakan landasan yang berkaitan dengan makna
atau hakikat pendidikan, yang berusaha
menelaah masalah-masalah pokok, seperti
: apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang
seharusnya menjadi tujuan, dan sebagainya.
Peranan
filsafat pendidikan dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan hasil kajian antara
lain :
Ø Keberadaan
dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal
educandum dan sebagainya.
Ø Masyarakat
dan kebudayaannya
Ø Keterbatasan
manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan.
Ø Perlunya
landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan utamnya filsafat pendidikan.
Wayan
Ardhana, dkk (dalam Tirtarahardja, 2000) mengemukakan bahwa aliran-aliran filsafat bukan hanya
mempengaruhi pendidikan, tetapi juga melahirkan aliran filsafat pendidikan,
seperti :
Idealisme
Realisme
Perenialisme
Esensialisme
Pragmatisme
Eksistensialisme
2.
Landasan
Sosiologis
Kegiatan
pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua
generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan
pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang sengaja dibentuk
oleh masyarakat. Dengan meningkatkan perhatian sosiologi pada kegaitan
pendidikan tersebut, maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.
Sosiologi
pendidikan merupakan analisa ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiologi pendidikan meliputi 4 bidang :
1.
Hubungan sistem pendidikan dengan aspek
masyarakat lain, yang mempelajari :
a.
Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b.
Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol
sosial dan sistem kekuasaan
c.
Fungsi sistem pendidikan dalam memeliharan dan
mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan.
d.
Hubungan pendidikan dan kelas sosial.
e.
Fungsionalisasi sitem pendidikan formal dalam
hubungannya dengan ras, kebudayaan atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2.
Hubungan kemanusiaan di sekolah :
a.
Sifat kebudayaaan sekolah khususnya yang
berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah.
b.
Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat
sekolah.
3.
Pengaruh
sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari :
a.
Peranan sosial guru
b.
Sifat kepribadian guru
c.
Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku
siswa.
d.
Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.
4.
Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola
interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya,
yang meliputi :
a.
Pelukisan tentang komunitas seperti tampak
dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah.
b.
Analisis tentang proses pendidikan seperti
tampak terjadi pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar.
c.
Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam
fungsi kependidikannya.
d. Faktor-faktor
demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.
Kajian
sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan,
baik pendidikan sekolah, maupun luar sekolah. Khusus untuk jalur pendidikan
luar sekolah, terutama bila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga
sangat penting.
3.
Landasan Kultural
Pendidikan
selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu menjadi anggota
masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Kebudayaan dan pendidikan
mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan
/dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus
dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Sebaliknya bentuk,
ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudyaaan di
tempat proses pendidikan berlangsung.
4.
Landasan
Psikologis
Pendidikan
selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasaan psikologi
merupakan salah satu landasan penting dalam bidang pendidikan .Pada umumnya
landasan psikologi dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman
manusia, khususnya proses perkembangan manusia dan proses belajar.
5.
Landasan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pendidikan
dan Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat erat kaitannya, seiring dengan
kemajuan IPTEK maka pendidikan juga akan mengalami kemajuan yang sangat pesat,
begitu juga kemajuan cabang-cabang ilmu akan menyebabkan tersedianya informasi
empiris yang cepat dan tepat yang akan bermuara pada kemajuan teknologi
pendidikan.
Dengan
adanya perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang semkin kompleks, maka
pendidikan mau tidak mau harus mengakomodasi perkembangan , yaitu : dengan cara
memperbanyak teknologi dari berbagai bidang ilmu dan mengadopsinya untu
penyelenggaraan pendidikan sehingga akan terjadi kemajuan pendidikan.
Langkah-langkah pengembangan dan pemanfaatan IPTEK antara
lain : penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan dan penerapan
teknologi serta akhirnya diikuti evaluasi .
Manfaat
IPTEK yang melandasi pendidikan menurut Dosen FIP (1995) harus mampu :
a.
Memberikan kesejahteraan lahir dan batin
b.
Mendorong pemanfaatan pengembangan sesuai
tuntutan zaman.
c.
Menjamin penggunaannya secara bertanggung
jawab.
d.
Memberi dukungan nilai-nilai agama dan nilai
luhur budaya bangsa.
e.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
f.
Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
efektifitas sumber daya manusia.
Asas
pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas
yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas
tersebut antara lain:
1.
Asas Tut
wuri Handayani
Asas tut
wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah
satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa
(didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar
Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan
menambahkan dua semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun
Karsa. Ketiga semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.
Asas tut
wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri
kehidupan umum.
Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan
berkaitan dengan asas ini antara lain :
Peserta
didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang
diminati di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai
potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.
Peserta
didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar
mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.
Peserta
didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk memasuki
program pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya dan irama
belajarnya.
Peserta
didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental
memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai
dengan keadaanya.
Peserta
didik di daerah terpencil mendapat kesempatan memperoleh pendidikan
keterampilan yang sesuai dengan kondisi daerahnya.
Peserta
didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan
dan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan dan dari
pemerintah masyarakat.
2.
Asas
Belajar sepanjang hayat
Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya
dengan istilah “pendidikan seumur hidup”. UNESCO Institute for Education
menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan
yang harus :
- Meliputi seluruh hidup setiap individu.
- Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
- Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu.
- Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
- Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.
Ada 2
misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan
seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif
dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri
sebagai basis belajar sepanjang hayat.
3.
Azas
Kemandirian dalam Belajar
Asas ini
tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang
hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran
komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat
menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar