Rabu, 10 Juni 2015

ALIRAN – ALIRAN PENDIDIKAN



1.   Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan
a. Aliran Empirisme
Aliran ini dipelopori oleh Jhon Locke. Aliran ini menganut paham  yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembangannya ditentukan oleh pengalaman (empiri) nyata melalui inderanya, baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung.
Jhon Locke mengatakan “tak ada sesuatu dalam jiwa, yang sebelumnya tak ada dalam indera”. Teori ini disebut juga teori tabularasa yang maksudnya bahwa anak yang baru lahir diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi apa-apa. Ajaran ini menganggap bahwa ketika anak lahir tidak mempunyai bakat. Pembawaan atau potensi apa-apa, masih dalam jiwa yang kosong, belum berisi sesuatu apapun.

b. Aliran Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Arthur Schopenhour. Teori ini merupakan kebalikan dari teori dari teori tabularasa, yang mengajarkan anak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri. Pembawaan yang dibawa meliputi pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan oleh pembawaan sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak bisa tidak bisa mempengaruhi apalagi membentuk kepribadian anak. Jadi lingkungan sama sekali tidak bisa mempengaruhi terhadap perkembangan atau hasil pendidikan anak.

c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh Jean Jaques Rousseau. Aliran ini ada persamaannya dengan teori nativisme, kadang-kadang disamakan. Ajaran dalam teori ini menyatakan bahwa sejak lahir anak sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik bakat, minat, kemampuan sifat, watak, dan pembawaan-pembawaan lainnya. Pembawaan itu akan berkembang sesuai dengan lingkungan yang alami bukan lingkungan yang dibuat-buat. 

Pembawaan yang dibawa anak hanya pembawaan yang baik saja, tidak sama dengan teori nativisme yang meliputi pembawaan baik dan buruk.

Secara alami pembawaan itu berkembang sesuai dengan alamnya sendiri-sendiri secara baik, jika anak menjadi buruk maka lingkunganlah yang mempengaruhinya.

Rousseau mengemukakan “semua adalah baik dari tangan Pencipta semua menjadi buruk di tangan manusia”. Dari pernyataaan tersebut dapat diketahui bahwa lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan anak. Tetapi tidak berpengaruh positif melainkan hanya berpengaruh negatif saja, apabila lingkungan itu dibuat-buat,, seperti lingkungan pendidikan.

d.Aliran Konvergensi
Aliran ini dipelopori oleh William Stern. Teori ini berusaha memadukan dua teori terdahulu, di satu sisi hanya mengakui lingkungan (empirisme ) yang menentukan perkembangan, sama sekali tidak mengakui adanya pembawaan sedangkan disisi lain hanya mengakui pembawaan saja yang mempengaruhi perkembangan anak.
 
Faktor pembawaaan dan lingkungan sama-sama mempunyai peranan penting. Pembawaan yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan itu. Sebaliknya lingkungan, sekalipun lingkungan yang bagaimana tidak akan menghasilkan perkembangan yang baik jika memang pada diri anak tidak ada pembawaan atau bakat seperti yang diharapkan berkembang.

2 “Aliran” Pokok Pendidikan di Indonesia 
a. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan ini didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara.yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria dan kursus guru, selanjutnya taman muda. Disusul taman dewasa merangkapTaman Guru. Sekarang ini berkembang menjadi Taman madya, prasarjana dan sarjana wiyata.

Asas dan Tujuan
Tujuh asas perjuangan Taman Siswa atau asas 1922 sebagai berikut :
1.    Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (Zelf beschikkingsrecht) dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
2.    Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
3.    Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4.    Bahwa penjuangan harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
5.    Bahwa mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apa pun dan dari siapa pun yang mengikat.
6.    Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan (zelfbegrotings-system).
7.    Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak

Selanjutnya Taman Siswa melengkapi asas 1922 dengan Dasar-Dasar 1947 atau yang disebut “Panca Dharma|”. Sebagai berikut :
  1. Asas Kemerdekaan
  2. Asas Kodrat Alam
  3. Asas Kebudayaan
  4. Asas Kebangsaan
  5. Asas Kemanusiaan

Tujuan Perguruan kebangsaan Taman Siswa dibagi menjadi 2 jenis yakni:
a.    Tujuan yayasan atau kesluruhan perguruan
b.    Tujuan pendidikan




Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
  1. Dilingkungan Perguruan
1)   Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi, baik bersifat umum maupun yang bersifat kejuruan, serta memberi pendidikan itu serba isi yang baik dan berguna untuk keperluan hidup dan penghidupan masyarakat sesuai asas, dasar dan tujuan pendidikan Taman Siswa dengan selalu mengingat/menyesuaikan dengan kecerdasan zaman dan kemajuan dunia.

2)   Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa yang ada hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan Taman Siswa, untuk diambil faedah sebaik-baiknya.

3)   Menumbuhkan dan memasukkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa, sehingga dapat tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.

4)   Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat perguruan, sehingga dapat terbentuk wadah yang nyata bagi jiwa Taman Siswa, agar dengan demikian ada pengaruh timbal balik antar perguruan/keluarga dan masyarakat sekitarnya pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

  1. Di luar Lingkungan Perguruan
1). Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup Taman siswa

2) Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk badan sosial ekonomi yang dapat memberi bimbingan dan dorongan kegiatan masyarakat.
3) Bersama-sama dengan instansi-instansi pemerintahan menyelenggarakan usaha-usaha pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru

4) Menyelenggarakan usaha pendidikan kader pembangunan yang tenaganya dapat disumbangkan.

5) Mengusahakan terbentuknya pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat.

b. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam.

Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Asas-asas INS Kayu Tanam :
1)   Berpikir logis dan rasional
2)   Keaktifan atau kegiatan
3)   Pendidikan Masyarakat
4)   Memperhatikan pembawaan anak
5)   Menentang intelektualisme

Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam ;
1)   Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
2)   Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3)   Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
4)   Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab
5)   Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar