“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu melewatibatas” (Al Kahfi : 28).
Capek, lelah mendera jiwa dan raga. Namun ini adalah pilihan, yang
tidak ada sedikitpun paksaan kita bersamanya. Bisa jadi di sepanjang
perjalanan dakwah ini ada ketidakpahaman,ada ketidakmengertian, dan kita
tidak pernah menemukan jawaban. Bisa jadi Khalid bin Walid tidak pernah
mengerti mengapa dirinya diganti dari posisi panglima perang yang
demikian dihormati. Namun toh kehormatan dirinya tidak runtuh karena
posisi itu tidak lagi dia miliki.
.
Kehormatan diri kita adanya
pada konsistensi. Konsisten menapaki kebenaran. Konsisten menapakijalan
kebaikan. Komitmen pada peraturan. Teguh memegang keputusan. Mendengar
dan taat, itulah karakter kader teladan. Bukankah ini ujian, karena yang
kita dengar dan kita taati bisa jadi berbeda dengan suara hati nurani.
“Qum Ya Hudzaifah !” Menggelegar suara perintah. Dan Hudzaifah segera
bangkit berdiri. Taat tanpa kompromi kepada Sang Nabi.
.
Kehormatan diri bukan terletak pada posisi kita sebagai apa. Tidak
menjadi apa-apa, tetap bisa dihormati. Kita terhormat karena karakter
yang kuat, kita terhormat karena karya yang tiada pernah berhenti, kita
terhormat karena kerja yang terus menerus, kita terhormat karena
keteladanan, kita terhormat karena konsisten, kita terhormat karena
kesabaran dan kesetiaan di jalanNya.
.
Sabar, itulah kunci keberhasilan dakwah di setiap mihwar.
.
Taujih Ust. Anis Matta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar